Selasa, 03 November 2015

Cerita Bersambung

Cahaya Bintang
  Seberkas ingatan yang memilukan membuat cewek itu terbangun dari tidur 
nyenyaknya. Lagi-lagi bayangan itu, tapi kali ini tampak nyata dan meninggalkan bekas luka 
di hatinya. Cewek cantik berambut hitam kecoklatan itu  mengusap kedua matanya dan 
berjalan menuju dapur. Dapur rumahnya tidak terlalu besar juga tidak  terlalu kecil. Yang 
penting kompor, lemari pendingin, dan rak piring muat di taruh di sana.  
  Seorang wanita sekitar dua puluh lima tahunan sedang berdiri di depan penggorengan. 
  “Aya, kamu kok baru bangun sih? Belom siap-siap lagi..  Cepet gih sana kamu mandi 
abis itu sarapan..” Wanita itu menaruh dua buah piring di atas meja makan. 
  Aya duduk disalah satu kursi sambil memandangi makanan di atas meja. “Kak, Aya 
gak mau sarapan, Aya gak mau sekolah..”   “Kok gitu sih? Hari ini kan kamu ikut MOS, percuma dong capek-capek belajar buat 
masuk SMA Brawijaya tapi kamunya malah gak mau sekolah. Habis mandi kamu sarapan. 
Kak Ica udah masak ini dari tadi Subuh loh. Yuk buruan, ntar kamu telat!” Kak Ica memaksa 
Aya dan mendorongnya ke kamar mandi, lalu kembali ke penggorengan.  
  “Aya mimpi Papa Mama lagi..” 
  Seketika Kak Ica menghentikan segala aktifitas memasak di dapur. Ia mendekati Aya 
dan memegangi kedua tangannya. 
  “Kamu  harus janji sama kakak, kamu nggak boleh ingat kejadian masa lalu. Kamu 
buang mimpi-mimpi itu, satu yang pengen kakak mau, kamu harus bahagia. Cari teman baru, 
tetangga baru, pacar baru.. Move on dong, Ay! Okay? Yaudah kamu mandi sana. Nanti bau 
kamu nyaingin kambing tetangga kita lagi!” Ledek Kak Ica.   Selesai mandi dan berpakaian rapi, Aya dan Kak Ica sarapan di meja makan sambil 
mengobrol tentang acara pernikahan Kak Ica yang akan berlangsung bulan depan dengan 
seorang pengusaha muda, namanya Rian. 
Waktu  tinggal lima menit lagi sebelum bel  berbunyi. Sekuat tenaga Aya berlari dari rumah 
sampai ke depan kompleks untuk mencari taksi. Sudah dua menit cewek itu nunggu tapi tidak 
ada satupun angkutan umum yang lewat. Waktu tersisa tiga menit kurang sedikit, ia  terpaksa 
berlari lagi dari depan kompleks sampai ke stasiun halte bus trans Jakarta. Karena jarak yang ditempuh cukup jauh jadi dia membeli sebotol orange juice  untuk menghilangkan hausnya 
pada pedagang asongan.  
  Aya berjalan masuk ke dalam bus trans. Susah untuknya membuka tutup botol 
minumannya, selain keras, di dalam bus ia  juga  harus berhimpitan dan  berdesak-desakan 
dengan penumpang lainnya. Cewek itu baru sadar kalau ada seorang cowok di depannya yang 
memakai seragam SMA dengan  badge   bertuliskan SMA  Brawijaya.  SMA yang akan 
dimasukinya. Ia mengira mungkin cowok itu kelas sebelas atau dua belas, tidak mungkin dia 
peserta MOS. Soalnya cowok itu tidak  memakai atribut seperti yang Aya pakai. Yaitu karton 
nama dan tas karung. 
  “Gue boleh minta tolong nggak?” Aya takut-takut bertanya. Cowok itu malah noleh 
ke kiri dan ke kanan.   “Lo bicara sama gue?” Tanya cowok itu dingin. 
  “Iya. Lo bisa bukain tutup botol minuman gue nggak? Keras soalnya..” Cewek itu 
menyodorkan orange juicenya ke cowok brawijaya itu. Dengan satu kali putaran tutup botol 
itu bisa dibuka sama dia. 
  “Thanks ya..” 
  Cowok itu tidak menjawab apa-apa. Tiba-tiba bus berhenti mendadak dan Aya tidak 
sempat menutup orange juicenya, tanpa disengaja minuman itu tumpah mengenai baju 
seragam si cowok yang tadi membantunya membuka tutup botol. 
  “Lo gila apa!!! Liat nih baju gue basah semua, bego!” Cowok itu marah-marah sambil 
membersihkan jus jeruk yang menimbulkan warna pekat di seragam sekolah yang tadi masih 
putih, bersih, dan rapi.   “Maaf.. Gue nggak sengaja.” Aya menjawab takut-takut dan menjauhkan orange juice 
dari cowok Brawijaya itu. 
  “Maaf, maaf. Lo pikir maaf lo bisa bikin baju gue bersih lagi apa!!! Liat nih!” Orang 
itu menunjuk-nunjuk baju seragamnya yang sudah berganti warna. Tak peduli dengan orang 
di sekeliling yang menatap mereka dengan pandangan bingung. 
  “Yaudah deh, sini in baju lo biar gue yang cuci.. Maafin gue ya..” Aya semakin 
merasa bersalah.   “Lo itu bego apa gila! Masa gue harus nyerahin baju gue ke elo, gue ke sekolah pake 
apa! Mikir dong!!” Cowok itu tambah menaikkan volume suaranya yang nge-bass itu dan 
kali ini sambil nunjuk-nunjuk jidat cewek di depannya itu. 
  “Jadi gue harus ngapain? Gue kan udah minta maaf. Oh iya gini aja, gue kasih lo 
nomor hape gue, kalau lo mau minta ganti rugi telepon  gue  aja. Tunggu bentar!” Aya 
mengambil secarik kertas dan sebuah bolpen dari saku tasnya. Ia menuliskan beberapa angka 
diatas kertas kemudian memberikannya kepada cowok itu. 
  “Nomor hape lo belum tentu asli. Gue nggak percaya! Kasih alamat rumah sama 
sekolah lo.” Cowok itu terus memaksa sampai akhirnya Aya nyerah juga. 
  “Alamat  rumah gue di jalan Pal Merah Jakarta  Selatan. Gue juga sekolah di SMA 
Purnama, udah kan?”   “Ok. Hati-hati aja kalo gue sampe dateng ke sekolah lo.. Ikat rambut lo keren!” 
 Cowok itupun pergi setelah bus berhenti di stasiun berikutnya, Aya juga ikut turun. Cewek 
itu merasa jengkel waktu dia komentar tentang ikat rambutnya yang terbuat dari tali raffia, 
salah satu atribut OSPEK yang wajib dipakai anak baru khusus cewek. Cowok itu 
memperhatikan Aya dari bawah sampai atas, dari atas sampai bawah. 
  “Ngapain lo turun disini? SMA Purnama bukannya masih jauh? Lo naik dua angkutan 
baru bisa sampe di sana..” Cowok itu masih tidak  tau kalau Aya ngasih alamat rumah sama 
nama sekolah yang palsu. 
  “Gue.. gue..” Aya melihat jam tangannya dan waktu menunjukkan pukul 06.59 WIB, 
tinggal semenit kurang. “Gila!!! Gue bisa telat nih..” Cewek itu segera berlari ke sekolahnya.    Cowok itu mengejar Aya dan mereka sampai di pintu gerbang SMA Brawijaya, Aya 
tidak sadar sama sekali kalau cowok tadi ngikutin dia dari belakang. Cewek itupun berbaris 
diantara peserta MOS lainnya dengan napas yang terengah-engah. 
  “Kurang ajar! Gue ditipu sama tu cewek!” Gumam cowok yang mengikuti Aya. Ia 
juga segera berlari masuk ke dalam sekolah. 
--Happy reading gays.. cerita bersambung :)--

Senin, 26 Oktober 2015

Welcome

Selamat Pagi, semoga hari kamu menyenangkan. Terimakasih telah berkunjung dan melihat blogku. Ini kali pertama aku membuat blog, dan semoga kalian suka! Jadi, mohon tinggalkan komentar dan sarannya ya.. :)